Saya belajar mapel ekonomi (yang khusus ekonomi) adalah SMA kelas 1. Saya inget banget, ketika guru saya menerangkan, eh malah nggambar kartun.
Tempo yang tll lambat bikin pikiran introvert kek saya terlalu nganggur. Kudu disambi. Bukan berarti ga nyimak, karena nyatanya ada anak-anak kek saya yang multitasking. So, buat bu guru, pak guru yg mungkin baca tulisan ini, ada lo anak-anak yang bisa melakukan pekerjaan ndengerin sekaligus nulis cerpen sekaligus. Hehehe.
Di sanalah saya belajar tentang Prinsip Ekonmi. Yang intinya nyari profit sebanyak banyaknya dengan modal seminim-minimnya. Lanjutannya, ada ilmu mahal yang saya dapet, yaitu tentang how greedy we are. Jadi manusia akan terus mencari hal yang bisa memuaskan dirinya.
Ada titik yang namanya kepuasan.
Ya ini ada kaitannya dengan hukum Gossen.
Hukum Gossen yang pertama menyatakan, intinya kalau suatu barang ditujukan untuk memenuhi kepuasan, maka nilai barang tersebut lama lama akan berkurang. Kemudian sampai pada titik jenuh.
Gampangnya gini, awal dapet gaji 10 juta per bulan, dah kek raja. bulan ke 4 udah mulai terbiasa. Eh bulan ke 6 udah mulai ngeluh gajinya kurang. Bulan ke 7 udah minta kenaikan gaji. Hahaha
Ya itulah manusia.
Itu yg disebut dengan greedy. Fitrah, naluriah aja kek gitu. Namun tahu ga si, itu rentan banget sama rasa kecewa. Ya karena tadi, ada harapan.
Loh mba terus hubungannya ama tips tadi apaan mba?
Jadi sebelum kamu menemukan rasa jenuh, dan kekecewaan dari dunia. Kamu ga akan bisa move up ke hal yang disebut akhirat.
That’s why Allah pertemukan kita dengan banyak kekecewaan2 di dunia ini, baik dari kantor, pasangan, anak, keuangan, apapun yang kita anggap penting. Tanpa sadar kita sering overexpect kepada mereka.
Bukankah kita sering diuji dari hal yang dianggap penting? Dan pada akhirnya kita juga dikecewain dari hal penting tersebut?
Biar apa? Biar menuju titik jenuh tadi. Kembali ke hukum Gossen. Allah pingin kita paham bahwa titik kebahagiaan dan kepuasan itu tidak akan pernah berhenti hanya sampai pada dimensi dunia.
Pinjem duit, eh ga dikasih. Kecewa
Udah dandan, ga dipuji. Kecewa
Udah usaha belajar mati-matian, eh ditolak kampus impian. Kecewa
Udah usaha keras, ga masuk perusahaan idaman. Kecewa
Udah totalitas kelewat batas, penilaian KPI kerja B aja. Kecewa
Pasti ada yang pernah ngalamin.
Termasuk guweh.
Saya pribadi bersyukur dipertemukan dengan orang-orang, institusi, dan benda-benda yang mengecewakan.
Saya berterimakasih karenanya saya disadarkan, bahwa apapun di dunia ini tidak akan bisa memberikan rasa PUAS.
Dariya saya membuktikan salah satu ilmu Psikologi tentang Kebutuhan Vertikal.
Ya kebutuhan vertikal adalah keadaan dimana manusia membutuhkan atau bersandar kepada sesuatu yang ada di atas diirinya, yang lebih dari dirinya. Kalau saya ngebacanya, ada di atas dimensi dunia.
Yaitu Allah.. Yah krn saya seorang muslim, tentu yang ada di atas semua ini adalah Tuhan. Saya terus terang tidak tahu kalau ateis melandaskannnya kemana. Intinya secara ilmiah itu bisa dijelasin
Paling gampang ketika kita kaget ada musibah, spontan ngmong, ya Allah.
Jadi in conclusion, tips biar ga kecewa adalah... Naikin level tujuan atau harapan kamu.
Misal nih, kamu pingin banget ketrima di Harvard University.
Renungin lagi, kenapa kamu pingin diterima di sana?
Apakah cuma biar keren?
Atau yang lain, misal biar diterima kerja yang bonafid. Gaji Oke, bisa naik hajiin ortu. Bisa banggain ortu. Bisa bahagiain ortu.
Jadi sebenernya tujuan kamu bukan Harvard-nya, tapi bahagiain ortu.
Ketika ga atau belum diterima di Harvard, bukan berarti segalanya jadi berhenti.
Kamu masih bisa bahagiain ortu dari banyak cara, bisa naik hajikan mereka dari jalan yang lain.
Toh setiap kerja keras dan air mata untuk meraihnya, ke Harvard juga sudah jadi ladang amal yang insyaAllah menjadi tabungan kebaikan buat bapak ibu.
Bener ga?
Level your goal up. Jangan taruh pada atribut atau dimensi dunia. Naikkan levelya ke hakikat yang lebih tinggi, yang tidak terikat sama duniawi. InsyaAllah itu akan bikin kamu lebih bisa nerima apapun yang terjadi.
Ga dpinjemin duit ama temen, insyaAllah ada jalan lainnya. Ga dpuji sama suami, sudah ada pahalanya. Ga diapresiasi dari kantor, sudah ada pahala juga mencari nafkah yang halal.
Tenang aja, Allah tahu persis waktu yang tepat untuk kasih hadiah terbaik. Baik dari bentuk dan waktu, tidak akan sama atau lebih buruk, PASTI LEBIH BAIK DARI YANG KITA MINTA.
KARENA ALLAH MEMBERIKAN YANG BENERAN KITA BUTUHKAN UNTUK DUNIA & AKHIRAT, TIDAK CUMA YANG KITA HASRATKAN.
0 comments:
Posting Komentar