Kenapa Susah Ikhlas

Sebelumnya saya minta maaf kalau ini agak ngelawan arus. Yang penting jangan paksain satu sama lain. Saya ga nuntut orang setuju, begitupun sy juga ga mau dipaksa untuk setuju dengan opini orang lain.
Hal ini sudah sering banget dishare, di story aja sih emang. Soalnya kalau nunggu edat edit keburu inspirasinya ngilang. Meni cuma terbatas 10 slide kan.
Menurut penjabaran ust Oemar Mita, penyebab kita ga ikhlas ada dua. Nah aku pingin re-share poin yang pertama dulu.

Disclaimer :
Ketika saya share ini bukan berarti saya sudah ikhlas terhadap banyaknya kekecewaan-kekecewaan yang terjadi. Karena imun itu dijaga, bukan suatu posisi. Ya imun jiwa itu harus selalu di-maintanance. 

Salah satu imun jiwa adalah IKHLAS.

Ikhlas adalah MENERIMA. Apapun yang sudah terjadi.

Ini bukan kegiatan otak sadar, namun ini adalah kegiatan hati. Meskipun begitu, akal pikiran manusia bisa ngebantu mencapai keikhlasan. Walaupun tetap ya, lagi-lagi atas ridho Allah.

Sebelum ngobrol lebih jauh, saya akan cerita tentang beberapa kasus. Halah berat bener ngmongnya, bukan kasus lah, sekedar kisah.
 
Kisah Pertama :

Yang pertama ketika seseorang rajin belajar. Dicekoki ama bapak ibunya, “Nak kalau kamu rajin belajar maka nanti kamu mendapat nilai yang baik. Kuliah di tempat ang bonafid, berprestasi dan memperoleh IPK yang baik, minim banget cumlaude lah. Ga usah mikir soal kerjaan lagi, ntr kamu bakal ditawari kerjaan. Karir yang baik dan udah deh terima aja pensiunan ketika purna bakti”. 

Sound like cool ya? Tapi ketika semua rencana tidak sesuai yang mereka inginkan. Sulit sekali diterima kerja dengan IPK cumlaude tersebut. Ya ada aja pokoknya alasannya si HRD. Sampai pada titik kamu ngerasa kecewa. Keluar statemen, “ah sia-sia aja aku rajin belajar dapet nilai bagus nyatanya juga aku tetep susah cari kerja”.
 
Nah tuh... keliatan kan sekarang tujuan dari semua kegiatan baik itu?
 
Kisah kedua :

Hijrah Riba. Aish sebenernya kalau resign dari Bank mah bukan hijrah riba, tapi tobat riba. Yes, hijrah itu dari keadaan baik ke keadaan yang lebih baik. Kalau tobat, dari keadaan penuh dosa menuju titik nol. Ampunan.
Ini contoh doang ya, jadi ada temen resign dari kantor karena tahu riba itu haram. Ga cuma muslim lo ya, bahkan di Nasrani dan Yahudi juga ga boleh.
Ternyata yang memotivasi-nya adalah salah satu hadits yang berbunyi ; 

Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik (H.R. Ahmad 5:363).

Salahnya dia adalah menggunakan akal pribadi untuk menafsirkannya. Ganti yang lebih baik bagi dia adalah pekerjaan pengganti dengan gaji yang lebih hwow. Finally ketika hampir 2 tahun nganggur, dia protes sama Allah. Mana ganti yang lebih baik-nya, aku kan udah resign nih, udah penuhi aturan Allah.
Nah ketahuan kan? Bahwa niat or komitmennya keliru. Soal dunia, itu sudah ada jatahnya, pasti dapet kalau kamu kejar. Tapi ridho Allah, belum tentu.  
 
Kisah ketiga : 

Ini banyak banget terjadi di jaman now. Ibadah akhirat yang ditujukan untuk goal duniawi. Ini yang dinamakan menukar akhirat dengan harga murah. Sholawat, dhuha, puasa dll agar proyek goal. Atau yang lagi happenning adalah untuk menaklukkan hati si doi. Bukan berarti ga berhasil, justru ketika berhasil itulah ujian kalian. Seolah ibadah-obadah tersebut jadi mantra (kek jaman animisme). Mirip kek jaman jahiliyah gitu. Quran ditenteng2, dibacakan sekian kali demi tujuan dunia.
Naudzubullaaah. 

Ntar bakal dijadiin pola tuh krn berhasil di satu kejadian. Selalu seperti itu untuk mendapatkan mobil, pekerjaan, dan lain-lain.

Sampai pada titik Allah negur. Digagalin. Kecewa lagi. Ya kan niatnya dunia, bukan untuk dapetin ridho Allah. “Ah sia-sia guwe ibadah ini anu ono”. Luntur lah semua itu.
Jadi hal pertama yang bikin kita ga ikhlas adalah NIATAN DUNIAWI.
Ini adalah jaman fitnah. Pasti ada aja yang ngedebat hal ini. Ya daripada ini mbak, ya daripada anu mbak.  

Hm.... penting bgt ternyata belajar kisah Rasul dan Sahabat biar akidah tetap terjaga. Jaman jahiliyah dulu ga beda jauh kok. Mereka menyembah Allah juga, tapi ngelesnya melalui sarana Latta Uzza dan berhala lainnya. Kamu tahu dong kalau nama-nama berhala itu diturunkan dari asmaul husna?
Mereka ngeles, mereka tetap menuju ke Allah tapi dengan sarana sarana yg mereka buat-buat. Ada yg bikin dengan ritual animisme, ada juga dengan ritual dinamisme, ada yg pakai sarana dzikr, ada yg pakai sarana-sarana lain.

Kenapa saya bisa ngomong? Saya pernah coba dzikir yg katanya setelah sekian ribu itu bisa kek ngefly, yg bikin kita bisa ngeliat jin. Inget banget itu pas SMP kelas satu.  
Seni kesembuhan dalam Islam bukan dengan menghilangkan akal pikiran, justru semakin tegas memperkuat kesadaran. 

Ada lagi yang pakai metode hipnotis biar sembuh dari sakit mental. Namanya hipnotis kan ilang akal kesadaran. Ngeri malahan.  
Kalau kita deketin Allah, cari ridhoNya, mental health itu pasti dapet kok. Kek sinyal wifi, kl deket ama sumbernya, otomatis semua lancar. Lancar browsing, buka instagram. buka youtube, hepi kan kalian? Kalau ngejauh lu mau jungkir balik juga tetep ga bisa buka instageram. 

So hati-hati lah..
 
Dhuha itu buat apa sih? Bukan buat ngelancarin rezeki lo ya, hayo buka lagi dalilnya. Dhuha itu untuk menyedekahkan tiap ruas tulang kita. 

Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at. (HR. Muslim no.  720) [1].

 Sholawat buat apa hayo? Cari dalil yang shahih dong.

Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan pada hamba-Nya mengenai kedudukan Nabi Muhamamd sebagai hamba dan Nabi Allah di tempat yang tertinggi. Malaikat terdekat akan terus menyanjung beliau. Para malaikat juga mendo’akan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Begitu pula Allah Ta’ala memerintahkan pada makhluk yang berada di bumi untuk mengucapkan shalawat dan salam pada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jadinya, makhluk di langit dan di bumi semuanya menyanjung beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6: 225) [2].  
 
Al Waqiah buat apa hayo? Baca Al Waqiah, baca juga artinya dong.. Kalau Al Mulk memang ada riwayatnya. Tapi kalau baca Al Waqiah sekian ratus setiap pagi, saya belum pernah dapetin dalil shahihnya.
   
Barangsiapa membaca surat al-Waqi’ah setiap malam maka dia tidak akan jatuh miskin selamanya. Dan barangsiapa setiap malam membaca Surat al-Qiyâmah maka dia akan berjumpa dengan Allâh pada hari kiamat sedangkan wajahnya bersinar layaknya rembulan di malam purnama. [3]
 
Hadits ini diriwayatkan oleh ad-Dailami dari jalan Ahmad bin Umar al-Yamami dengan sanadnya sampai Ibnu ‘Abbâs Radhiyallahu anhuma. Hadits ini disebutkan juga oleh Imam as-Suyuthi dalam Dzailul Âhâdîts al-Maudhû’ah, no. 177. Imam Ahmad berkata,” Ahmad al-Yamami adalah rawi yang kadzdzab (yang suka berdusta). Para ulama menghukuminya sebagai hadits palsu. [LihatSilsilah Âhâdîts adh-Dha’îfah, no. 290].
 

Mencari Tuntunan Yang Jelas 

Dalam sebuah penelitian, kita dilarang menggunakan referensi yang tidak jelas sumbernya. Apalagi sampai mencantumkannya. Eh apalagi sampai menyebarkannya. 

Sama halnya dengan syariat, mencari tuntunan pun harus jelas validitasnya. Al Quran sudah jelas. Nah Hadits Rasul itu perlu hati-hati. Ngerubah Al Quran itu sulit banget karena bahasa sastra Al Quran yang ga sembarangan. Bahasa Arab aja udah susahnya Subhanalloh, apalagi bahasa Al Quran yang agung, yang itu adalah firman Allah langsung.

Tidak semua Hadits itu benar, bahkan banyak Hadits palsu. Karena memang lebih mudah menambah-nambahi Hadits daripada ayat Al Quran.  

Jadi daripada aneh-aneh, cari hukum berdasarkan sumber yang jelas. Kalau sesuatu itu baik dan utama, tentu Rasul adalah orang pertama yang melakukannya. Karena pada diri beliau sudah ada contoh suri tauladan yang baik. 

Biar apa? Biar dapet ridho Allah, ya harus sesuai prosedur yang diterapkan Allah.

Sama kek saya mau lamar kerjaan, disuruh bikin essay. Sudah ada kisi-kisinya. Dokumen apa saja yang harus dikumpulin. Eh ak malah berinovasi, improvisasi sendiri. 

Bikin essay dengan tema diluar yang diminta. Ya kali dilulusin, ga dibuang ke sampah aja udah syukur.

Jangan sampai usaha kalian yang berat itu sia-sia karena tidak tahu prosedur yang diminta oleh Allah. Sudah jelas, yang tertera di Quran dan Hadits (dengan catatan shahih, krn hadits pun juga banyak yang palsu).

We share, we care..

0 comments:

Posting Komentar