The Power of Now

Yap, itu salah satu judul buku yang kutemukan setahun lalu. Sampul biru, seperti sendu. Kupikir ini buku tentang "memulai". Ternyata aku salah. Buku ini buku tentang bagaimana cara mengatasi overthinking, panic attack, kegelisahan dengan cara merubah fokus ke "saat ini".

Banyak dari goldar O dan A memiliki kekhawatiran-kekhawatiran tertentu di masa datang. Misalkan karir, takut jualan tapi ga laku, takut nikah terus cerai, takut punya anak, takut gagal mendidik anak, takut nambah anak, takut ga bisa adil, takut miskin, takut menjadi manusia gagal, dan seabrek ketakutan lainnya. 

Eh tapi tahu ga sih, bahwa penakut itu anugerah? Iya, takut itu bukanlah musibah. Kok bisa? Karena biasanya orang yang takut adalah orang yang berfikiran jauh. Mereka seorang visioner. Tapi sayangnya, kalau sesuatu itu berlebihan, pasti ujunganya ga baik. Takut itu bukan untuk dimusuhi, karena itu fitrah dari manusia. Hanya perlu dikelola. 

Nah buku tadi, The Power of Now mengajak pembaca untuk fokus dengan saat ini. Fokus bersyukur adanya kamu di saat ini adalah kamu yang telah mampu melewati ujian ketakutan-ketakutan di masa lalu. Fokus ke tugas yang saat ini harus kamu selesaikan. Fokus ke hal yang bisa kamu lakukan saat ini. Fokus ke benda yang bisa kamu lihat di depanmu. Beberapa psikolog menyarankan ketika seseorang diserang panik, cobalah untuk menyebutkan lima barang yang ada di depanmu. 

Sebenarnya, untuk para goldar B hal ini tidalah sulit. Ya fitrah mereka memang berfikir di saat ini. Jalan dulu, pikirin belakangan. Mlaku sik, pikir keri. Tapi percayalah, seceroboh apapun, Allah tetap akan stay dan nolongin kamu. Kalau tidak, beuh ga tahu jadi apa deh. Jadi perkedel kali. Ujungnya cuma penyesalan tak berujung.

Allah pasti akan selalu beri kita ilham, agar bisa membaca hikmah di setiap kesalahan. Mungkin ini definisi nekat kali ya.

Nah gimana dong denan para overthinker tadi? 

Sebut saja namanya Syifa. Dia seorang planner, seorang yang hati-hati dan teliti. Bahkan sekedar masak sop, semua ditakar sesuai teori dan resep. Presisi dan ideal. Harus sesuai rule. Sampai dia takut punya anak karena takut gagal jadi seorang ibu. Takut anaknya nakal, takut ga bisa mendidik dengan benar, takut ga sukses, takut ini, takut itu.

Tapi siapa sangka, suatu hari dia bilang ke aku, "Ternyata pikiranku terlalu jauh. Terlalu takut ngebayangin hal-hal yang buruk. Padahal aslinya kalau dijalani ya biasa saja. Pertolongan Allah itu dekat. Dulu aku hanya ga yakin atas pertolongan Allah."

Memang benar ga mudah, tapi bukannya idup memang ga mudah ya? Bukan soal mampu dan tidak mampu. Banyak orang tidak mau. Banyak orang tidak mau susah. Maunya hanya yang mudah. Justru itu yang bikin tersiksa. Aturan mah ya, nikmatin aja. Ya ga sih?

Allah tidak akan menguji hambar di luar batas kemampuannya bukan? Simak deh di Al Baqarah 286. 

Coba kita renungin lagi, kenapa sih Allah ijinkan rasa takut dan khawatir tadi hinggap di hati? Allah ga mungkin dong jailin kamu. Ga lucu banget.

Yap, Allah ingin kamu lebih berhati-hati. Allah ingin kamu bersiap-siap, berbuat yang terbaik, menambah ilmu. Ga cuma ilmu dunia, tapi juga ilmu berserahnya. Tawakkal. Karena orang-orang visioner macam kamu, pasti hasil kerjanya bagus. Well prepared, well act, well done. Insha Allah.

Rasa takut itu bukan musibah, justru anugerah dari Allah. Just be friend with them. Hanya perlu dikelola.

Fokuslah ke apa yang bisa kamu persiapkan saat ini, dan serahkan semua result ke Allah. Sama halnya seperti aku dulu ketika bekerja sebagai Analis Kredit. Tugasku hanya menganalisis sebaik mungkin, mempresentasikannya sejelas mungkin, kemudian menyerakan usulan kreditku tersebut ke Pemutus Kredit. Entah nantinya diterima, atau ditolak. Let them decide, aku serahkan keputusan itu kepada mereka. Ya iya dong, masa aku ngatur2 Pimpinan. Sape guwe? Bagaimanapun keputusan kredit itu adalah hak dan wewenang Pemutus Kredit, bukan Pengusul Kredit. Guwe tau diri, aku pun hanyalah pengusul skenario hidup, tapi lagi-lagi, Allah lah pemutusnya.

The Power of Now + Tawakkal 

Amalan :

1. Dzikir pagi petang sesuai sunnah karena di dalamnya ada doa agar dijauhkan dari rasa gelisah.

2. Shalawat.

3. Istighfar.

4. Doa agar ridho atas yang telah terjadi, ridho atas keberadaan diri dan orang-orang terkasih.

5. Doa agar diberi skenario terbaik dan kekuatan menjalaninya dalam iman & keberserahan.

6. Doa agar bisa menjalankan jobdesc dari Allah dengan baik, misalkan jadi ibu berarti mendidik anak, jadi anak, jadi istri, jadi karyawan, dsb. Sehingga kita dapet ridho Allah. 

Semoga dengan itu semua, hatimu jadi lebih tenang. Amiin.

0 comments:

Posting Komentar