Oportunis atau idealis?

Aku punya kenalan seorang pengusaha, dulunya beliau adalah debitur gw. Terus terang beberapa tahun terakhir merupakan tahun-tahun yang berat bagi bisnisnya. Hingga dia dihadapkan dengan tawaran rekannya untuk memberikan sedikit pelicin agar dia bisa menang tender. Di sinilah pergulatan antara being oportunis atau idealis?

Bukan hanya beliau, aku yakin semua orang pasti akan atau sudah pernah dihadapkan dengan situasi yang sama. Misalkan, "udah, pakai aja jasa penglaris, kalau ga gimana tokomu bisa tetap eksis? Udah, ngeriba aja, gimana bisa ngembangin bisnis kalau ga pakai riba? Gimana lu hidup kalau keluar dari kerjaan di Bank? Or hal paling simpel adalah, udah nyontek aja biar dapet peringkat baik. Or udah deh, mark up aja datanya biar pengajuan kreditnya lolos".

Idealisme adalah sebuah keyakinan atas suatu hal yang dianggap benar oleh seseorang. Ada yang mempertentangkannya dengan materialis, tapi ada jg yang mempertentangkannya dengan oportunis. Suka-suka aja, namanya juga ilmu manusia, ga ada yang absolut. Di sini aku bakal pertentangkan dengan oportunis, esp oportunis yang sifatnya negatif. 

Oportunis adalah sikap seseorang yang suka mengambil tiap kesempatan belaka dengan mengacuhkan perinsip yang dia pegang. Manusia akan dihadapkan dengan ujian itu, why? Biar ketauan siapa sebenarnya yang dia agungkan. Apakah materi? Ambisi pribadi? Atau nilai kebenaran dari Tuhannya?
Kalau cuma dihadapkan dengan masalah yang mubah, manusia tidak akan berat meninggalkan. Tapi ketika harus memilih antara meninggalkan hal yang disukai yang sebenarnya adalah haram, nah itu tuh. Manakah yang akan lebih kita turuti, nafsu pribadi atau logika iman. Yep bukan buat ngurusin iman orang, iman kita aja belum tentu bener. 

Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un" (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.

QS Al Baqarah 155-157

Merenungi tentang siapa bossnya, kemana kita akan pulang, kadang membantu kita untuk bisa lebih kuat dalam memegang sebuah prinsip. Kadang menurut orang, wah susah ya hidupnya karena kurang fleksibel, padahal buat yang ngerasain, ga sama sekali. Hidupnya tenang, ga takut kehilangan apapun, tidak takut ketangkap polisi. Tenang aja gitu... Damai

Yang sangat efektif dalam menjaga idealisme pribadi adalah mengingat tentang kematian. Ternyata kecintaan & materi dunia tidak akan dibawa mati. Rezeki sudah Allah atur, tapi sikap kita dalam memegang prinsip, adalah pilihan. Dan setiap pilihan akan kita pertanggungjawabkan.

0 comments:

Posting Komentar