Dibalik Buku Beauty in a Beast

Judulnya unik sih, Beauty in a Beast, menyelami kepribadian Goldar B. Temenku sontak bertanya, kok judulnya gitu? Wkwkwk. Ya biarin aja lah suka-suka yang nulis. Sebenernya gini, banyak yang salah sangka tentang karakter goldar B. Di awal dikira sombong, jutek, apalagi kalau diribetin, kalau marah kadang sampai ngumpat-ngumpat. Padahal kalau sudah kenal, sudah tahu watak aslinya, ada keindahan batin yang mungkin tidak disadari oleh dirinya sendiri. 

Kalau salah paham ini diterus-terusin, bakal sering terjadi keributan, atau nyakitin perasaan orang. Kalau untuk dianya sendiri bisa terjadi kebingungan jati diri. Banyak goldar B yang curhat, mereka ga ngerti apa yang diinginin, dirasain, pingin move on tapi ga bisa-bisa. Saking enjoy nya kali yah. Udah lah jalanin ajah. Gitu prinsipnya. Ada juga B yang nanya, bukannya semua orang kek gitu? Nah ini nih ratjunnya. Ga semua orang tuh kek kamu ojan. Banyak kok yang punya tujuan jelas dalam hidup, bahkan ditarget usia sekian harus punya ini itu. Dan mereka bekerja keras untuk mencapainya. Tapi rata-rata goldar B akan nyeletuk, "lah ga enak banget hidup kek gitu, kayak tertekan". Faktanya para ambis enjoy loh being tertekan kek gitu. Ya emg B ga suka tertekan wkwkw. Okelah, intinya orang tuh punya karakter sendiri-sendiri.

Jadi, gimana bisa mengenali orang lain, kalau kita aja ga kenal diri kita sendiri? 

Sun Tzu yang dikenal dengan mbahnya strategi, bilang, “Kenali dirimu sendiri, dan kenali pula musuhmu. Niscaya dalam 100 pertempuran akan ada 100 kali kemenangan.” Pertempuran apa sih? komunikasi. Komunikasi dengan diri sendiri, komunikasi dengan orang lain. Harapannya akan tercipta kedamaian, kenyamanan. Bukankah itu concern paling utama buat para goldar B? kenyamanan.

Makannya lahirlah buku Beauty in a Beast itu. Kalau boleh jujur, di satu sisi seneng. tapi di sisi lain, juga takut. Takut ga diterima. Seneng karena bisa mengalahkan kemalasan diri, menyelesaikan apa yang dimulai. Ga mudah brader, bagi sebagian besar B, quit is Ok. Berhenti di tengah jalan itu sah. Mungkin buat goldar A itu tabu. Menyelesaikan apa yang dimulai itu patut dihargai loh, hehe. Bukan oleh orang lain, tapi oleh dirimu sendiri. Buat orang lain hal biasa, buat kita itu effort bangggeeet.... Kita? ya deh guwe.

Takut itu pasti ada, tapi mencoba fokus ke hal yang lain. Fokus ke kepuasan menyelesaikan tantangan. Memecah konsentrasi untuk membuat buku di tengah ngurus dua krucils itu Subhanalloh. Selanjutnya yang terpenting adalah bisa membuat sebuah sarana agar kalian bisa lebih mengenali diri. 

Tantangan berikutnya adalah style penulisan. Membuat tulisan dengan target pembaca goldar B ini tricky. Kenapa? Terlalu puitis, dibilang lebay. Terlalu berbahsa novel yg monoton dan panjang, bosan. Terlalu singkat, "udah gini doang?". Sudah relate pun, mereka akan komen, "ah masa iya sih?". 

Tantangan lain adalah pemahaman atau persepsi kalimat. Dua goldar B aja, membaca kalimat yang sama, itu pemahamannya bisa beda-beda. Harus bener-bener digamblangin, didetailin, agar fokus pembicaraannya sama. Kalau ga, yang B1 mikir kesini, yang B2 mikir kesono. Hwow kan?

Jadi buat kalian yang pingin naklukin diri sendiri atau pingin naklukin hati goldar B, wajib baca. Jangan deketin goldar B, sebelum milikin nih buku. Tenang aja, bahasanya bukan yang ilmiah2 banget, ada cerita, ada narasi, tapi ga sepanjang novel-novel drama atau sastra. Mumpung masih promo, cukup bayarin semangkok bakmi GM, 25rb. Tar ane kirim link ebooknya. Link pembelian terlampir ya.

Ditunggu review and masukannya. Next inshaAllah aku bakal lanjutin dengan Riak-riak Keributan Pasangan Goldar B dan Goldar O. 

Link pembelian Buku Beauty in a Beast - Menyelami Kepribadian Goldar B by karaktercintagoldar.

0 comments:

Posting Komentar