Luka Masa Lalu

Di suatu malam yang ga dingin, auk terbangun oleh suara jedak jeduk di kamar sebelah. Ya, aku lagi nginep di sebuah hotel di sebuah kota yang terkenal dengan musik dangdut panturanya. Kebetulan aja lagi ada urusan. Seperti biasanya, terbangun di jam 11 malam, jam nanggung yang akan membuatku susah untuk tidur lagi. Akhirnya kuambil handphone dengan niat mengecasnya. Sempat kumatikan mode pesawat, dan benar saja, tiba-tiba ada notifikasi pesan masuk. Oh dari temen ngobrol. Dia menanyakan sesuatu, dan pertanyaannya cukup seru. 

"Anak kecil itu dulu pernah terluka, pernah dibylly, pernah ancur, tapi dengan berjalannya waktu, si anak dipaksa tumbuh dengan luka-luka itu tadi, jadilah ia orang dewasa yang gak bisa cinta sama diri sendiri. 

Worstcasenya adalah bunuh diri.

Ini bener ga sih Ria?"

Sepertinya dia hanya meneruskan pesan dari temannya. Aku tahu banget karakter temenku, karakter yang ringan. Ga suka ngobrol hal-hal berat yang berbau-bau abstrak. So that's why dia justru mengonfirmasi apakah statemen tersebut bener atau salah.

Anyhow, anyway, jujur aku seneng dapet pertanyaan yang mengajak senam otak kayak gitu. Mungkin kalau orang lain malah bete, pertanyaan apa sih, ribet banget, gitu kail mikirnya. Aku sebaliknya. Tak sampe 30 detik, aku sudah asyik membalas chat-nya.

Ga selalu seperti itu tahu. Karena faktor kepribadian atau perilaku manusia itu buanyaaak sekali. Ga cuma pengalaman di masa lalu. Bikin brownis aja ingredients-nya banyak yekan? Apalagi manusia yang merupakan mahluk hidup. 

Jadi, hasil akhirnya bisa berbeda. Ga selalu arahnya ke keburukan, atau bahkan bunuh diri. Di psikologi atau ilmu jiwa, 1+1 tak selalu 2. Itu sebab disebut ilmu non-eksak, ilmu non-absolut. Karena dua kejadian yang sama bisa menghasilkan result yang berbeda. 

Mungkin menurut penganut paham Blank State atau tabula rasa, kemungkinan itu bisa saja benar, bahwa trauma masa lalu akan menyebabkan perilaku buruk. Kenapa? Karena teori tersebut menyatakan bahwa manusia lahir tanpa isi mental bawaan, dengan kata lain seperti kertas kosong. Seluruh sumber pengetahuan diperoleh sedikit demi sedikit melalui pengalaman dan persepsi alat inderanya terhadap dunia luar dirinya. 

Teori Psikologi Barat menyatakan bahwa perilaku manusia terbentuk oleh :

1. Genetik saja;

2. Lingkungan saja;

3. Atau kombinasi genetik & lingkungan.

Masing-masing teori didukung oleh kelompoknya sendiri dengan bukti penelitiannya masing-masing. Semua benar, menurut masing-masing. Hehehe.

Bedanya dengan Psikologi Islam, perilaku manusia itu dibentuk oleh :

1. Fitrah bawaan (watak warisan)

2. Lingkungan (didikan dan pengalaman dll)

3. Hidayah Allah

4. Pilihan/kehendak manusia itu sendiri

Jadi seburuk apapun hidup manusia di masa lalunya, kalau Allah beri hidayah ke hatinya, dan si manusia tadi mau mengikuti qalbu/hatinya, insha Allah justru akan menjadi manusia yang mampu mengambil hikmah dan makin kuat.

Ga selalu lo orang yang punya masa kecil buruk, atau masa lalu buruk, menjadi manusia yang buruk, bahkan sampai bunuh diri. Jangankan yang punya masa lalu buruk, yang masa lalu indah-indah juga ada kok yang bunuh diri. Emang ga bisa dikambinghitamkan ke masa lalu doang sih.

Ijinkan aku beropini, orang yang membuat pernyataan adalah manusia yang masih menyalahkan keadaan. Manusia yang belum bisa menempatkan tanggung jawab pribadi ke dirinya. 

Menurut teori psikologi, manusia yang seringnya menempatkan kesalahan pada orang lain atau keadaan (pihak di luar dirinya) akan sulit bertumbuh. Dengan kata lain jiwanya akan selalu kerdil. 

Dia bisa aja yang nemu excuse atas perilaku kerdilnya. Merasa dia korban dan ga bisa berbuat apapun untuk merubahnya. Seolah ga punya pilihan. Padahal sebenarnya dia memilih untuk playing victim.

Aku jadi inget si Joker yang bilang bahwa manusia jahat adalah manusia baik yang tersakiti. 

Hellaaw, dia yang jahat kenapa nyalahin orang? Pehlis deh. Menurut Islam, justru sebaliknya. Manusia yang baik adalah manusia yang meskipun dijahati, akan selalu bisa bersikap baik. Akan selalu bisa menemukan hikmah dibaliknya. Tolong dicatat ya Buibuuu...

Karena muslim itu sadar bahwa setiap kejadian di dunia ini hanyalah ujian. Setiap urusannya adalah kebaikan. Bahkan musibah, adalah berkah di matanya. Insha Allah amiin...

Jadi kalau misal kita masih dibayang-bayangi dengan masa lalu yang kurang baik, caranya ya cuma satu, deketin Allah. Caranya gimana? Tentu selain ibadah wajib, sholat puasa, juga sholat sunnah puasa sunnah yekan?

Terutama sekali dzikir pagi dan petang, istighfar, dan sholawat. 

Setelah hati tenang, di situlah kita akan bisa membaca petunjuk dari Allah. Kita akan bisa memahami ilham yang dikirimkan oleh Allah melalui hati kita. Percaya deh, nikmati prosesnya. Insha Allah, Allah bukakan jalan menemukan ketentraman. Amiin

So apapun masalah lu, selalu minta dikuatkan sama Allah. Selalu minta skenario dan jalan dari sisi Allah, yang tak akan pernah kita duga. Stayloved. 

0 comments:

Posting Komentar