Assalamualaikum, teman-teman semua! Apa kabar? Semoga kalian dalam keadaan sehat dan bahagia. Kali ini, aku ingin berbagi sedikit pemikiran tentang bagaimana menghadapi orang dengan kepribadian narsistik (NPD), terutama di lingkungan kerja. Belakangan ini, aku menduga bahwa atasanku memiliki ciri-ciri orang dengan NPD. Memang ini hanya dugaan, tapi berhadapan dengan orang seperti ini benar-benar menguras energi mental.
Apakah kalian pernah merasa lelah berhadapan dengan orang yang suka merendahkan orang lain hanya untuk terlihat lebih unggul? Orang yang memiliki kepribadian narsistik biasanya ingin membuat orang lain merasa rendah di hadapannya. Dia merasa paling benar dan superior, sementara orang lain dianggap tidak lebih dari alat untuk mencapai tujuannya.
Tanda-Tanda Orang dengan NPD
Salah satu ciri khas dari orang dengan kepribadian narsistik adalah mereka sangat tidak bisa menerima kritik. Bahkan saran yang membangun pun sering kali dianggap sebagai serangan pribadi. Mereka cenderung menyerang balik, membuat kita merasa kecil atau tidak berarti. Aku pernah mengalaminya, di mana bosku langsung menyerang secara pribadi saat aku mencoba memberikan ulasan tentang pekerjaannya. Rasanya seperti ditusuk di depan umum, dan harga diri kita benar-benar terkoyak.
Di saat itulah, aku belajar dari kisah Nabi Adam AS. Ketika beliau dijebak oleh iblis dan diturunkan ke bumi, Nabi Adam tidak menyalahkan iblis. Beliau fokus pada dirinya sendiri, mengakui kesalahannya, dan berdoa kepada Allah. Ini memberikan pelajaran penting bahwa dalam menghadapi orang seperti itu, kita perlu menerima situasi terlebih dahulu dan fokus pada perbaikan diri, bukan pada orang yang menyakiti kita.
Cara Menghadapi Orang Narsistik
Terima Keadaan: Jangan fokus pada kesalahan orang lain. Belajarlah untuk menerima situasi dengan lapang dada. Fokus pada apa yang bisa kita kontrol, yaitu diri kita sendiri.
No Reaction, No Interaction: Orang narsistik senang melihat reaksi negatif dari orang lain. Jika memungkinkan, hindari memberikan reaksi berlebihan atau interaksi yang tidak perlu. Cukup berkomunikasi sebatas keperluan.
Tahajud dan Sholawat: Salah satu cara yang aku gunakan untuk menjaga ketenangan adalah dengan memperbanyak tahajud dan sholawat. Ini benar-benar membantu menstabilkan emosi dan memberikan ketenangan jiwa. Sebelum bertemu orang seperti itu, bacalah sholawat dalam hati untuk menjaga ketenangan batin.
Dokumentasi: Jika memang harus berinteraksi, pastikan semua komunikasi terdokumentasi dengan baik. Catat percakapan atau ajak saksi jika perlu.
Fokus pada Jobdesk: Jika sudah jelas bahwa hubungan dengan orang tersebut hanya transaksional, fokuslah pada pekerjaan sesuai dengan jobdesk. Jangan berharap lebih, apalagi mencoba untuk membuat hubungan lebih personal.
Kesimpulan
Menghadapi orang dengan kepribadian narsistik memang tidak mudah, tapi bukan berarti kita harus ikut terseret dalam drama mereka. Fokuslah pada diri sendiri, jaga ketenangan batin, dan percayalah bahwa Allah selalu bersama orang-orang yang sabar. Semoga kita semua diberi kekuatan untuk menghadapi situasi seperti ini dengan bijaksana.
Jangan lupa, selalu jaga hati dan pikiran kita dari sifat sombong dan narsistik, karena pada dasarnya orang yang sombong itu adalah orang yang lemah dan tidak percaya diri.
Semoga tulisan ini bisa membantu kalian yang sedang menghadapi situasi serupa. Terus kuat ya, dan jangan lupa berdoa!
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
0 comments:
Posting Komentar