Sore ini hujan tak berhenti-berhenti. Maklum, kalau Bogor adalah kota hujan, maka desaku ini adalah Desa Hujan. Sinar matahari adalah barang langka dan mahal. Lagi kruntelan ama bocils, tiba-tiba ada notifikasi email masuk.
"Kak, sesekali bikin podcast tentang jodoh dong. Ya tentang seseorang yang jodohnya belum sampai-sampai".
Paket kali ah...
Aku tahu gimana galaunya dirimu mendapati teman-teman yang sudah asyik mendua dengan pasangan, eh kamu betah aja menyatu ama diri sendiri. Apalagi kalau mudik, ada aja saudara yang nanya, "Kapan kawin?".
Idih jangan terlalu diambil hati, don't take it personal. Mereka berarti peduli ama kamu. Atau emang begitu cara mereka memulai percakapan. Why are you so serious?"
Semoga sharingku kali ini bisa sedikit membantu menenangkanmu, insha Allah. amiin.
Personally, jodoh itu kayak kerjaan. Tentu semua berasal dari Allah. Biar gampang memahaminya, ijinin aku bercerita.
Sekitar empat tahun lalu aku sempat buka usaha sesaat setelah resign dari salah satu Bank pelat abang. Alhamdulillah, berjalan lancar, tapi satu dan lain hal aku memutuskan untuk kembali menjadi compeny woman. So, aku kembali menjadi job seeker.
Ngelamar kerjaan di daerah dengan usia 30 tahun, apalagi background pengalaman di Bank, tapi ga mau kerjaan ribawi lagi, it's not that easy dude. Beda yes ama yang masih kinyis-kinyis. Sempet lamar asn, tapi gugur di tes kepribadian. Entah ada apa dengan kepribadian guwe. But show must go on. Ga ketrima ya udah, lanjut ke yang lain.
Ada lebih dari 200 lamaran kukirim tiap bulan. Untung online yekan? Kalau pakai kertas kan tekor ya mak. Udah ga pilih-pilih lamaran lagi, dari penjaga toko baju, model baju, admin, sales, sampai news anchor serta reporter TV Daerah. Ditolak semua jajaja. FYI pas apply jadi news anchor dan model baju tu udah ga ngaca deh. Hajar aja biar muka dan fisik pas-pasan gini. Ada beberapa tawaran wawancara, eh pas mau ke sana, ga ada duit buat beli bensin. Kok susah yaaa... Logika manusia ku berbicara. Aduuuh... hampir desperado sumpah.
Sampai suatu saat, aku keterima di salah satu perusahaan TV kabel, sebut saja Indovisiong dengan posisi SPV Sales. Gaji segitu di daerah itu, sudah lumayan. Tapi masih ada pertentangan batin, soalnya pulang kerja bisa sampe jam 9 malam ke atas. Mana itu ada di Kabupaten sebelah yang mana perjalanan naik motor bisa sejam or satu setengah jam dengan rute sepi mendaki gunung lewati lembah. Kalau ngontrak di kota sana, ga cukup uangnya. Kalau aku kos, duh lebih ga kebayang lagi harus pisah ama anak-anak. Scara masih ASI.
Di tengah kegalauan tersebut, akal seolah bilang, "Udah, lu butuh duit kan? Hajar aja, terima aja.". Looks cool, tapi itu bukan akal aslinya, itu nafsu. Karena takut lapar. Ga tahu kenapa hati tuh berat nerimanya. Dasar aku ya, dulu tu masih belum mau nurutin kata hati. Akhirnya kuterima pekerjaan tersebut by wa. Eh pagi hari pas mau berangkat training hari pertama, kedua mendadak panas. Hatiku makin berat. Untuk kali ini aku berserah sama Allah, anak yang utama karena itulah tugas utamaku. Aku wa HRD ku, dan dia membolehkanku membatalkan pekerjaan ini. Antara sedih, tapi lega. Aneh kan? Kenapa lega? Ga tahu kenapa.
Hari-hari kujalani seperti biasa, melamar kerjaan dan jualan jajan seribuan di SD dekat rumah demi menyambung hidup. Sabar bentar, belum sampai ke poinnya.
Hingga Allah ilhamkan hatiku untuk buka channel telegram yang isinya loker. Iseng aku search "usia 35" "marketing" "sales". Sebenernya ga ada kata iseng atau kebetulan. Tapi Allah selalu beri pertolongan lewat ilham dari hati, disebutnya motivasi atau keinginan.
Masha Allah, Allah pertemukan aku dengan loker Perusahaan Asing dengan gaji di atas ekspektasi. Bukannya mata duitan, tapi kalau gaji memenuhi, walaupun di luar kota, masih ada dana untuk kontrak rumah.
Satu demi satu tes aku lewati, semua terasa mudah. Ketika harus wawancara user ke Jakarta, dan aku ga punya uang, eh tiba-tiba ada teman wa, "Aku pengen bantu kamu. Ni buat ke jakarta".
Padahal lo aku ga minta ke dia. Aku minta ke Allah. Dan masih banyak keajaiban-keajaiban lain yang ga masuk akal (akal guwe maksudnya). Soalnya untuk tawaran pekerjaan yang ini, di logika akal tuh berat karena harus ke Semarang, ke Jakarta, ga cuma sekali. Kantong bolong nih soalnya. Bukan duit mepet, tapi ga ada duit selain untuk makan. Tapi entah kenapa hati tuh tenang, percaya aja ke Allah. Kalau Allah jadikan pekerjaan ini untukku, pasti ada aja jalannya. Jadi kugenjotin lagi shalawat, istighfar, bukan karena ingin pekerjaan tersebut. Aku udah ga mau lagi soal nafsu pribadi. Tapi goalnya adalah biar hati tenang. Kalau hati tenang, ga kemrungsung, petunjuk Allah tu keliatan. Langkahnya kesini, kesitu, habis ini gini. Ya jalan aja gitu, tanpa perlu worry.
Kalau memang rejeki, pasti ada aja jalannya. Kalau bukan rejeki, pasti ada aja kendalanya.
Jadi saat itu goalnya sudah bukan pekerjaannya, tapi minta skenario terbaik dan diberi ketenangan dalam menjalani step-stepnya. Setelahnya rasanya tenang dan mudah. Pas jalan buntu, ada aja pertolongan tak disangka-sangka. Bekalku waktu itu adalah At Thalaq 2 - 3, barangsiapa taqwa sama Allah, Allah akan cukupkan kebutuhannya, dan beri jalan keluar dari jalan yang tak disangka-sangka. Di luar nalar logika kita maksudnya.
Benarlah bahwa pekerjaan itu memang sudah jadi rezekiku. Yang aku suka adalah karena jam pulang kantor itu jam 4.10, ga ada lembur-lembur aneh-aneh, sholat bisa tepat waktu, ASI juga alhamdulillah jalan. Enteng gitu loh ngejalaninnya. Bayangin kalau aku kemrungsung main terima yang Indovisiong dulu. Mungkin aku ga akan menemukan pekerjaan yang sekarang. Apapun pilihan dari Allah, pasti pas takrannya.
Sebenernya detail cerita ini udah aku share di Podcastku, di Series Taubat Riba Adventure.
Kurang lebih soal jodoh, juga sama. Biarkan Allah pilihkan buatmu. Jangan pakai logika akal, karena logika kita tu terbatas. Allah lah yang Maha Tahu, biar Allah bisikkan ilhamNya melalui hati kita.
Nah PR nya adalah biar kita bisa ngeuh ilham itu, tenangin dulu hatimu. Jangan kemrungsung, serahin semua ke Allah. Ketakutanmu, rasa ga nyaman kamu. Jadi Goalnya adalah deketin Allah, bukan lagi jodoh. Inget kan At Talaq 2-3, Allah akan cukupkan "hati" dan berikan jalan keluar yang tak disangka-sangka kepada mereka yang bertaqwa.
0 comments:
Posting Komentar