Ketika Pundakmu Terasa Berat

Setuju ga kopi dan buku adalah sahabat terbaik di waktu-waktu tertentu? Buat kamu penyuka buku, atau kopi lah minimal pasti tahu banget sensasi hanyut dalam duniamu sendiri. Sebagai manusia, wajar sih kalau pingin lari sejauh-jauhnya dari situasi saat ini. Namun apa daya, jutaan halangan dan tanggung jawab membuatmu urung. Betul?

Kalau kamu lagi ngerasain hal yang sama, marilah kemari hei hei heiii , hei kawan. Lah malah nyanyi. Come on, kita tidak sedang berbuat salah ketika terduduk di pojok ruangan, ditemani segelas kopi pahit serta hujan. Tidak pula salah ketika kalian tenggelam dalam ranumnya novel romantika cerita SMA sekelas Dilan. Atau seperti aku dengan segelas kopi serta jari jemari meremas tuts tuts laptop saking bingungnya mau lari kemana.

So, lari kemana? ke hatimu? hehehe. Marilah sejenak merenung kenapa rasa berat itu tidak pernah kunjung usai. Bukan, bukan karena kamu tak mampu. Hanya butuh waktu sendiri dulu mungkin?

Duduklah bersamaku dan mari bercerita kisah retjeh.

Ada dua orang dari Jakarta mau pergi ke Semarang, naik kereta. Namanya Budi dan Andi. Ya ampun, kenapa pasaran sekali nama ini? Sejak di buku SD sudah kenal. Budi membawa kopor seberat 50kg dan Andi sebesar 20kg. Kalian tahu dong namanya stasiun Gambir tuh masuk dari bawah, dan kalau mau masuk kereta api, kita harus manjat dulu ke atas. Manjat tangga gitu deh. Kira-kira, siapa yang akan merasa kelelahan antara Budi dan Andi ketika sampai ke lantai atas?

Budi dengan beban 50 kg? Secara logika matematika sih begitu yes, namun apalah daya, ilmu matematika tidak mampu mewakili kenyataan di dunia. Wasek.

Nyatanya Budi dengan beban 50 kg nya justru sampai di lantai atas dengan bahagia, tanpa kelelahan sama sekali. Why? Karena Budi menitipkan kopernya kepada Porter, itu loh tukang angkut barang. Sedangkan Andi dengan beban yang lebih ringan justru merasa ngos-ngosan karena membawa kopornya sendiri.

Bukankah hakikat ujian hidup pun seperti itu dude? Bukan persoalan berat mana bebannya, tapi kita serahkan ke siapa beban hidup kita. Kepada yang Maha Kuasa, atau kita merasa sok berkuasa?

Think again. So apapun masalahnya, seberat apapun, jangan dipikul sendiri. Berat. Laa hawla walaa kuwwata ila bilaah.. Tiada daya upaya kecuali dari Allah SWT. Stayloved and..

Wassalamu'alaykum Warahmatullah..


0 comments:

Posting Komentar