Kenapa Tuhan Benci Riba (2)

Setelah +/- 5 tahun berada di dalam sini, sekarang aku sudah gak bertanya-tanya lagi ini halal atau haram, ini boleh atau gak, benar atau salah. Satu yang pasti, gimanapun namanya bunga bank itu riba. Ga ada bantahan lagi. Secara hukum sudah jelas. 

Yang kedua perkara benar atau salah kita kerja di dalamnya itu tergantung kepentingan masing-masing. Menurut saya ada tiga macam orang : 

Pertama, yang senang di dalamnya pasti akan bilang, ya terpaksa mau gimana lagi, kita gak bakalan bisa lepas dari riba. Ya sudah diiklasin aja. Lagi-lagi diiklasin yang tidak pada tempatnya. lagian kerjaan dluar sini belum tentu juga kehalalannya. 

Tipe yang kedua adalah yang mereka tidak nyaman, tapi menyaman-nyamankan diri dan siap-siap untuk keluar, tapi gak keluar-keluar sampai pensiun. wwkwkwkw. tapi dia menderita karena selalu melihat keluar. (kayaknya ane masih di tempat ini). 

Tipe yang ketiga, dia tegas mengatakan saya keluar!! Now!! Biasanya karena sudah ada yang nafkahin atau yang sudah diterima di temapt lain dengan situasi kerja dan gaji yang lebih indah. Etdah, betapa beruntungnya kalian. Wkwkwkwkw 

Kalau ada yang mau nambahin monggo. Cuma ane akan fokus dengan topik awal, kenapa Tuhan sampai melarang riba. Pertanyaan yang selalu ada dalam benak. Karena banyak yang tahu hukumnya haram, tapi gak tahu hakikatnya, tetap aja merasa gapapa, toh kita terpaksa kerja di sini. 
Padahal kalian tahu dosanya riba, lebih buruk dibanding berzina dengan ibu kandung sendiri. Alloh saking gak sukanya sampai segitunya lho. 

Pagi ini aku ngobrol dengan dua orang rekan sejawat, satu masih di BNI yang satunya sudah tidak di BNI. Menjadi wanita yang dimuliakan Tuhan dengan dua titipan malaikat kecilnya. 
Aku dan temenku yang di BNI tadi sama sama memiliki niat untuk resign dari sini. Maaf ya ngomporin. Hahaha tapi kalau aku sudah dari masuk, cuma tertunda tunda, mangslup metu mangslup metu. 

Banyak dari kita, saya mungkin juga termasuk, ketika dihadapkan dengan dosa atau neraka masih gak mempan. Kalau dilogikakan, baru nyadar. Makannya di sini saya gak akan ngomong soal ketentuan, karena anda pasti lebih jago. ini pun aku dikasi tahu temen yang masih kerja dBNI juga, yang punya keinginan untuk keluar. Ya walaupun sampai sekarang, masi disono. hehehehe 

Bayangkan di dunia ini ada 10 biji uang yang nilainya sesuai bijinya. Ups anggaplah Rp1,- setiap bijinya. Dibagilah ke sepuluh orang. Jadi masing-masing orang mendapat Rp1,-. Dan karena ini riba, dia harus balikin bunga dong, anggaplah bunganya Rp1,- per gundul. Satu orang harus kembalikan menjadi Rp2,-. Jadi bisa kebayang kan uang di dunia yang tadinya hanya Rp10,- menjadi Rp20,- karena tambahan bunganya tadi??? 

Naaaah,,,, sekarang, darimana tambahan yang Rp10,- tadi? Cetak lagi??? maaf bro, jangan asal cetak aja, lebih laten lagi bahayanya. dan kita mau bicara soal riba. Jadi gak ada skenario cetak mencetak uang sesukanya. Oke. 
si A,B,C,D, sampai dengan J mereka adalah pengusaha yang pastinya melakukan bisnis dong satu sama lain. Si A, B, C, D, dan E akhirnya bisa mengembalikan Pokok nya Rp1,- dengan bunganya Rp1,-. Karena apa?? mereka ambil masing-masing Rp1,- dari si F,G,H,I, dan J. Dan pada kenyataannya si A,B,C,D,E menjadi pengusaha sukses yang dibiayai usahanya oleh Bank. Sedangkan F,G,H,I,J menjadi perusahaan yang pailit alias merugi. 

Begitulah kedzoliman riba secara laten dan sistemik. Keren ya Islam itu. Dan itu kenapa sekarang eh udah dari beberapa tahun lalu deng, negara-negara maju di dunia sedang menggalakkan sistem ekonomi syariah, setelah menyadari ini. Setelah mereka mengalami kerugian yang cukup besar. Belum termasuk kita kayaknya. 
Jadi ada saatnya nanti perusahaan yang dulu jaya markaya, akan ada turun dan jatuh. Di saat itulah Bank tidak akan mau tahu. Hutang pokok mungkin bisa ditangguhkan, tapi bunga harus tetap dibayar. Dan disitulah saya kadang merasa sedih. Karena ada banyak yang usahanya turun karena ketipu orang. Bukan karena kesalahan mereka. 
Di satu sisi saya kasihan dan pengen bantu, tapi bisa apa. Da aku mah apa atuh. 
Invesatasi yang dibenarkan oleh Alloh adalah ketika kita inves ke seseorang, dimana ketika orang tsb rugi, kita ikut rugi bukan malah sebaliknya yaitu ketika orang itu rugi kita tetap dapat penghasilan dari bunganya. 
Saya baru menyadari hakikat ini semua setelah berada di dalamnya. Saya tidak menyalahkan ketika masih banyak orang di luar sana yang mengagung-agungkan pegawai Bank. Aguuung Aguuuung....hahahahahaha. 
Belum tahu bagaimana tamaknya sistem di dalamnya. Bagaimana rakusnya perusahaan terhadap waktu dan tenaga pegawainya. Gimana gak senengnya mereka ketika pegawainya berada bersama dengan keluarga, gimana mereka gak setuju kalau pegawainya dekat dengan rumahnya. 
Yah sekarang-sekarang aja udah agak mendingan. Dulu boro boro. Sekarang udah ada videlo call, wa, bbm. Kalau dulu ditempatin di tempat yang blangsak sana tanpa ada sinyal, boro boro wa nan. Sms aja mpot mpotan. Alhamdulillah semua berubah. 
Dan satu lagi, buat kalian yang sudah masuk, ingat pesen ane pribadi, jangan libatkan diri kalian ke Pinjaman Pegawai karena itu hanya akan mengikat kalian sehingga tidak akan pergi dari sini. Dan yang sudah kadung semoga dikuatkan yak. 

Hidup bahagia tanpa Riba , kata buku yang dibaca temenku tadi pagi. Itu sebabnya ketika ada beberapa teman yang nanya ke aku, gimana kerja di Bank aku juga mau. Aku selalu jawab, kalau kalian masih punya pandangan selain bank, pilih itu saja. Bukan karena aku merasa tersaingi, tapi karena aku sayang. Ketika kalian sudah ketagihan, sembuhnya susah. Apalagi kalau sampai pensiun baru nyadar. 
Yang paling penting adalah gak lucu kan pas ditanya ama malaikat darimana hasil pendapatanmu, kalian jawab dari riba. Atau jawabannya dari tangis tangisan darah orang-orang yang rugi. hahaha ngeri ya bayanginnya. Ya kan aku lebbay. 

Barusan saya juga dapet kabar dari salah satu rekan yang sudah promosi di tingkat menengah yang mainannya puluhan miliar, katanya juga mau resign. 
Belum lama juga dapet kabar sekelas pemimpin wilayah di Oslo juga resign. Hati hati perlu diwaspadai perusahaan yang turn over karyawannya tinggi. Ada sesuatu berarti.

Salam Sukses
#IndonesiaTanpaRiba

2 komentar:

  1. saya kurang setuju dgn pendapat saudara. kalau hutang Rp1 ngembalikannya Rp 2 berarti bunganya 100%? kalo jelas seperti ini ya salah dan tidak diperbolehkan. tapi bunga di jaman sekarang itu sekitar 10-15 persen bahkan lebih kecil dari itu sehingga resiko kecil dan menguntungkan buat para pengusaha

    BalasHapus
  2. This comment has been removed by the author.

    BalasHapus